PERKEMBANGAN
OTOMASI PERPUSTAKAAN DI DUNIA DAN DI INDONESIA
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH AUTOMASI PERPUSTAKAAN
DISUSUN OLEH:
EKA APRIYANI (1720403027)
DOSEN PENGAMPU
:
BUDHI SANTOSO, M.A

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang membahasa tentang “Perkembangan
Otomasi Perpustakaan Di Dunia Dan Di Indonesia”. Tidak lupa shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita
dari zaman kegelapan menuju
ke zaman
yang terang benderang seperti
sekarang. Penulis juga
mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang turut serta dalam menyelesaikan
makalah ini baik secara materil maupun moril.
Makalah ini dibuat selain untuk menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan oleh Dosen Pengajar, juga untuk memperluas pengetahuan
para mahasiswa khususnya bagi saya selaku penulis. Saya telah berusaha untuk
dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun Saya menyadari akan
adanya kesalahan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati
kesalahan-kesalahan baik dari teknik penulisan maupun isi, maka saya mohon maaf
dan kritik serta saran dari Dosen Pengajar bahkan semua pembaca sangat kami
butuhkan untuk dapat menyempurnakan terlebih juga untuk menambah pengetahuan
kita bersama.
Demikian makalah ini saya buat, semoga
dapat bermanfaat.
Palembang, 12 September 2019
Eka Apriyani
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
otomasi perpustakaan........................................................................ 3
B. Tujuan
otomasi perpustakaan.............................................................................. 4
C. Perkembangan
otomasi perpustakaan
1. Perkembangan
otomasi perpustakaan di dunia............................................ 5
2. Perkembangan
Otomasi Perpustakaan Di Indonesia................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perpustakaan merupakan tempat
penyimpanan buku-buku, majalah, dan informasi aktual lainnya, yang dibutuhkan
pada saat seseorang ingin menambah pengetahuan dari tulisan tersebut. Menurut
sumardji perpustakaan merupakan koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis,
tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam
ruang atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar
dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain
sebagainya.[1]
Kehadiran perpustakaan bagi masyarakat
bukan hanya menambah pengetahuan saja tetapi juga dapat membantu mencipatakan
teknologi sederhana di dalam melakukan pekerjaannya. Pada akhir ini kita sering
menjumpai istilah teknologi informasi baik dalam berbagai media seperti radio,
televisi, dan lain-lain. Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dari
dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi.
Perpustakaan sebagai pengelola
sumber informasi yang seharusnya menerapkan tenologi informasi yang telah
berkembang pesat. Kebutuhan akan Teknologi Informasi (TI) sangat berhubungan
dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan
penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang.
Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengelola, dan menyediakannya untuk umum dengan otomasi perpustakaan yang
dibantu oleh TI.
Yang termasuk teknologi informasi
dalam perpustakaan itu yaitu seperti komputer dan alat-alat elektronik
lainnya.Teknologi informasi yang baru dalam perpustakaan memungkinkan mengubah
fungsi peralatan yang telah ada ataupun menawarkan produk baru, maka bila
pemakai terdahulu hanya terbiasa dengan menggunakan buku, majalah, sistem pos,
dan kini dengan bantuan teknologi informasi telah muncul sistem pos elektronik,
dan sebagainya. Dan juga sistem teknologi memutasikan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh pustawan secara manual digantikan dengan sistem otomasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan otomasi perpustakaan?
2. Apa
tujuan otomasi perpustakaan?
3. Bagaimana
perkembangan otomasi perpustakaan di Dunia dan di Indonesia?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian otomasi perpustakaan
2. Untuk
mengetahui tujuan otomasi perpustakaan
3. Untuk
mengetahui perkembangan otomasi perpustakaan di dunia dan di indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Otomasi Perpustakaan
Menurut Sulistyo Basuki otomasi
adalah mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau
swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.[2]
Dapat disimpulkan bahwa otomasi
merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI)
yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu
memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi
perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk
menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI)[3].
Sistem otomasi perpustakaan atau library automation system adalah software yang
beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomasikan kegiatan
perpustakaan.
Otomasi Perpustakaan merupakan
suatu proses pengelolaan perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi informasi
(TI). Pemanfaatan teknologi informasi di perpustakaan bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pekerjaan dan kualitas pelayanan pada pengguna (right
information,right user dan right now), berhubungan dengan peran maupun fungsi
perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian, penyebaran informasi ilmu
pengetahuan serta kebudayaan yang berkembang seiring dengan kebutuhan manusia
akan informasi.[4]
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa otomasi perpustakaan merupakan sebuah teknik pengelolaan
perpustakaan dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin
selain itu juga dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada
pegguna yang lebih cepat karena manusia membutuhkan informasi untuk
berkomunikasi, menambah ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Dengan seiring perkembangan zaman,
perpustakaan dituntut untuk terus mengembangkan koleksi-koleksi yang dimiliki
dan layanan yang lebih memudahkan kegiatan pemustaka untuk menemukan sebuah
informasi.
B.
Tujuan
Otomasi Perpustakaan
Otomasi dalam perpustakaan itu
sangat penting. Jika didalam sebuah perpustakaan hanya memiliki ratusan judul
buku dan memiliki peminjam sekitar puluhan pemustaka mungkin sistem otomasi
perpustakaan belum begitu diperlukan karena bahan pustaka dan pemustaka yang
ada didalam perpustakaan tersebut relatif sedikit. Namun apabila judul buku yang dimiliki sebuah
perpustakaan mencapai ribuan judul buku dengan beberapa eksemplar dan
peminjamnya sudah mencapai puluhan bahkan ratusan pemustaka perhari maka
otomasi perpustakaan sudah sangat diperlukan. Jika sebuah perpustakaan sudah
terotomasi maka akan meringankan pekerjaan para staf di dalam sebuah
perpustakaan. Otomasi perpustakaan merupakan dukungan teknologi informasi untuk
mengoptimalkan perkerjaan substansif kepustakawanan, mulai dari proses
pengadaan, pengolahan, sirkulasi bahan pustaka, temu kembali dan penyebaran
informasi. Teknologi informasi di perpustakaan diaplikasikan untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka dalam memperoleh berbagai indormasi secara cepat, tepat dan
akurat.[5]
Tujuan otomasi perpustakaan yaitu
untuk meningkatkan mutu layanan, citra perpustakaan dan pustakawan itu sendiri.[6]
Menurut pendapat lain mengatakan tujuan diadakannya otomasi di perpustakkaan
diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk
memenuhi kebutuhan pemustaka tentang informasi secara lebih cepat, tepat dan
akurat.
b. Untuk
memenuhi kebutuhan pengelola perpustakaan dalam mengolah dan menyajikan
koleksi, serta melayani pemustaka secara lebih efektif dan efisien.
c. Memudahkan
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi perpustakaan agar dapat tetap eksis dan
mampu berkembang seccara optimal serta memiliki daya saing tinggi dengan
lembaga sejenis, baik ditingkat nasional maupun internasional.[7]
Selain itu, menurut Sulistyo-Basuki
tujuan sistem otomasi perpustakaan adalah sebagai berikut:[8]
a. Memudahkan
integrasi berbagai kegiatan perpustakaan
b. Memudahkan
kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan
c. Membantu
menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
d. Menghilangkan
pekerjaan yang bersifat mengulang
e. Membantu
perpustakaan dalam memperluas jasa perpustakaan maupun kerjasama antar
perpustakaan
f. Menimbulkan
berbagai peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan
g. Meningkatkan
efisiensi pekerjaan
Dengan
adanya otomasi perpustakaan, pustakawan tidak lagi bekerja secara manual yang
dapat mengurangi kesalahan-kesalahan karena kegiatan perpustakaan bersifat
rutin. Penerapan sistem otomasi perpustakaan pada prinsipnya harus mewakili
kegiatan rutin yang dilakukan perpustakaan.[9]
C.
Perkembangan
Oomaasi Perpustakaan
1.
Perkembangan
Otomasi Perpustakaan Di Dunia
Sejarah otomasi komputer dimulai
pada abad kedua puluh. Pengembangan perpustakaan dimulai pada tahun 1930 ketika
peralatan kartu punch dilaksanakan untuk digunakan dalam sirkulasi perpustakaan
dan akuisisi. Kemudian kemajuan pada sistem komputer lambat mengingat depresi
dan perang dunia II. Pada tahun 1945, Vannevar Bush membayangan sebuah sistem
otomasi yang akan menyimpan informasi termasuk artikel.
Brush menulis tentang “hipotesis”
sistem yang digambarkan sebagai sebuah perpustakaan mekanik yang memungkinkan
pengguna untuk melihat informasi yang disimpan dari beberapa jalur akses yang
berbeda dan melihat beberapa item sekaligus. Ide-idenya juga dikenal sebagai
dasar untuk hypertext dan mputers untuk iperasi mereka.
Pada tahun 1957 muncul MIT dengan
perkembangan COMIT, mengelola perhitungan linguistik, bahasa alam dan kemampuan
untuk mencari string tertentu infr=ormasi. Kemudian perpustakaan keluar dari
visi penggunaan komputer, teknologi yang diberikan mereka mampu membuat
kemajuan besar dalam penggunaan komputer untuk sistem perpustakaan. Hal ini
menyebabkan ledakan otomasi perpustakaan pada tahun 1960 dan 1970.
Otomasi perpustakaan pada tahun
1960-1980 bersamaan dengan kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penggunaan
komputer di perpustakaan. Negara
pertama yang telah menggunakan komputer di perpustakaan pertama kali adalah
Negara Amerika dan Inggris pada awal tahun 1960-an. Digunakan
hanya terbatas yaitu untuk kegiatan pengkatalogan dan sirkulasi saja, namun
penggunakan komputer di perpustakaan semakin meningkat, karena selain
menguntungkan bagi perpustakaan juga
sangat membantu bagi pemustaka.[10]
Pada tahun 1961, sebuah penemuana
yang sangat signifikan oleh Robert Noyce dari intel dan Jack Kirby dari texas
instruments, menemukan sebuah sirkuit terpadu yang ditempatkan ke sebuah chip
“tunggal” silikon. Sebuah metode untuk melakukan pengindeksan terbaru. Kemudian
Pada tahun 1961, H.P Luhn
dari IBM mengembangkan beberapa program untuk membuat indeks kata kunci
atau indeks KWIC untuk artikel. Melalui penggunaan mengindeks kata kunci
Luhn’s, ditemukan bahwa pustakawan dapat memasukkan istilah bahasa indeks
terkontrol ke dalam komputer.[11]
Pada tahun 1965-1968 dikembangkan
MARC (mechine readable cataloging), dengan perkembangan yang sangat pesat
hingga diikuti dengan MARC II. MARC dirancang untuk catatan bibliografi
menggunakan angka 3 digit yang mengidentifikasi suatu bidang. Kemudian tahun
1974 MARC II menjadi dasar standar yang didirikan oleh NISO (national Information Standar Organitation)
bahwa bibliografi bisa dibaca dan ditransfer oleh komputer antara sistem
perpustakaan yang berbeda. Pada tahun 1970-an adalah salah satu dasar untuk menjadi
RLIN (Penelitian Jaringan Informasi Perpustakaan). Yang dirancang untuk
mengintegrasikan erat dengan fungsi pemrosesan teknis perpustakaan dan berisi
empat file utama: (1) MARC catatan dari LOC; (2) file di-proses yang mengandung
informasi tentang item dalam tahap pengolahan; (3) katalog file data yang
berisi catatan on-line untuk setiap item, dan (4) file referensi.[12]
Pada tahun 1980 an melahirkan
ukuran komputer yang lebih kecil sehingga komputer bisa digunakan di rumah,
sekolah perpustakaan dan kantor oleh orang-orang di Amerika. Microcomputer
menjadi alat yang digunakan pustakawan untuk kegiatan perpustakaan mulai dari
pengolahan subjek untuk referensi, sirkulasi dan serial. Selain itu juga OPAC
(online public access catalogue) berkembang pada tahun 1980 an. Dikeluarkannya
CD-ROM pada akhir tahun 1980 an telah mengubah operasi perpustakaan. Didalam
CD-ROM tersedia database, perangkat lunak dan informasi yang sebelumnya hanya
tersedia melalui media cetak. Hal ini membuat informasi mudah untuk diakses.[13]
Lalu pada awal tahun 1990 an
informasi yang berbentuk CD-ROM bisa mendapatkan informasi melalui berbagai
pilihan diantaranya yaitu internet, e-mail, ftp, telnet, dan sistem otomasi
perpustakaan lainnya. Hal ini memungkinkan untuk pengguna perpustakaan dapat
mengakses informasi dari rumah atau dimanapun kita asal tersambung internet.
Dunia web resmi digunakan pada tahun 1993.
Kemudian pada tahun 1990 an
disediakan layanan print koleksi yang non cetak didalam perpustakaan. Selain
itu juga dilakukan pengembangan manajemen software di perpustakaan salah
satunya yaitu CDS/ISIS. CDS/ISIS merupakan software yang bisa digunakan dalam
otomasi perpustakaan dengan membangun sendiri berdasarkan seinginan pengelola
perpustakaan. Kemudian CDS/ISIS ini softwarenya termasuk yang mudah didapat,
dengan mendownload di internet kita sudah mendapatkan software ini.[14]
Jadi, perkembangan otomasi
perpustakaan di dunia mulai sekitar pada tahun 1930 atau pada tahun pra 1945.
Perkembangan otomasi perpustakaan sejalan dengan perkembangan sistem informasi
atau teknologi informasi.
2.
Perkembangan
otomasi perpustakaan di indonesia
Kegiatan
otomasi perpustakaan di Indonesia dimulai pada
awal tahun 1970-an berupa
pembuatan daftar majalah dengan bantuan komputer oleh Pusat Dokumentasi
Informasi Nasional (kini berubah menjadi pusat dokumentasi Informasi Ilmiah
LIPI) dengan menggunakan komputer yang terdapat di departemen pekerjaan umum
dan tenaga. Komputer yang digunakan adalah milik Departemen Pekerjaan,
sementara perangkat lunaknya disediakan oleh perpustakaan Asian Institute of
Technology, Bangkok, Thailand. Setelah berhasil menyusun senarai tersebut,
DII-LIPI kemudian meningkat pembuatan katalog induk majalah dengan bantuan
komputer. Katalog induk majalah tersebut selesai pada tahun 1975 mencakup
ratusan majalah yang dilanggani oleh 33 perpustakaan.
Komputer
yang digunakan adalah milik Departemen Pekerjaan ,sementara perangkat lunaknya
disediakan oleh perpustakaan Asian institute of Technology, Bangkok, Thailand.
Setelah berhasil menyusun senarai tersebut, DII-LIPI kemudian meningkat
pembuatan katalog induk majalah dengan bantuan komputer. Katalog induk majalah
tesebut selesai pada tahun 1975 mencakup ratusan majalah yang dilanggani oleh
33 perpustakaan.[15]
Sementara itu, perpustakaan Lembaga Ketatakerjaan mulai melakukan
eksperimen sederhana simpan dan temu kembali informasi dengan bantuan komputer
sekitar tahun 1975. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan komputer Hewlett
Packard 9845B. Sistem tersebut digunakan untuk menjalankan jasa informasi
kilat bagi pemakai. Seiring berkembangnya teknologi komputer khususnya
mikrokomputer, serta tersedianya perangkat lunak DBMS (Data Base Management
System) serta kemudian perangkat lunak Micro CDS/ ISIS buatan Unesco pada
awal tahun 1985, berbagai perpustakaan di Indonesia mulai menggunakan komputer
untuk keperluan perpustakaan, dikenal dengan nama “house keeping activities”.
Saat
itu komputer PC (Personal Computer) belum berkembang dengan baik seperti dewasa
ini. Kemudian Perpustakaan Lembaga Kelistrikan Nasional mengembangkan program
untuk mengelola data perpustakaan dengan memanfaatkan dBase II dan
Litbang Depkes RI membuat sistem otomasi perpustakaan berbasis
dBase III. Otomasi perpustakaan perguruan tinggi antara lain dirintis oleh
Institut Pertanian Bogor tahun 1986, saat kepindahannya ke kampus baru Darmaga
dengan program SIMPUS (Sistem Perpustakaan) berbasis dBase III Plus.[16]
Banyak
pustakawan dan staf perpustakaan memilih CDS/ISIS karena tergolong murah dan
dapat mengcover sistem yang dikembangkan di perpustakaan selama ini. Misalnya,
IAIN Sunnan Kalijaga Yogyakarta menggunakan perangkat lunak CDS/ISIS versi DOS
yang memiliki kapabilitas untuk mengintegrasikan antara OPAC, sirkulasi dan
pengolahan, bahkan mampu untuk menyelesaikan modifikasi program CDS/ISIS
kedalam bentuk perangkat lunak yang dapat digunakan untuk peminjaman mandiri (self
loaning). Era tahun 2002-an perkembangan dan kemajuan teknologi yang pesat
menantang para pustakawan ataupun pusat-pusat informasi untuk berbenah diri.
Karena jika pustakawan tidak respon terhadap teknologi, ia akan tergilas oleh
derasnya informasi dan ditinggalkan oleh pemakai. Sehingga semua perpustakaan
harus membuka jaringan internet yang memungkinkan akses ke seluruh dunia dan
melakukan diskusi ataupun seminar jarak jauh.[17]
Dalam melakukan
otomasi perpustakaan mengalami berbagai kendala, antara lain yaitu:[18]
a.
Kesalahpahaman
tentang otomasi perpustakaan
Banyak
anggapan bahwa biaya otomasi perpustakaan sangat besar. Hal ini tidak benar.
Dengan adanya otomasi perpustakaan justru akan menghemat biaya baik dalam
pembuatan dan penyajian katalog, daftar buku peminjaman dan pengembalian dan
lain sebagainya. Memang pada awalnya pembangunan otomasi perpustakaan
membutuhkan investasi yang cukup besar namun dengan adanya kemajuan teknologi
informasi sekarang ini harga hardwaresemakin turun dan juga muncul software
open source yang dapat diunduh secara gratis.
b.
Kurangnya staf
yang terlatih
Pembangunan
otomasi perpustakaan paling tidak mempunyai staf yang mampu mengoperasikan
komputer (operator), lebih baik apabila mempunyai tenaga ahli. Banyak
perpustakaan yang sampai saat ini masih menjadi tempat pembuangan. Artinya bila
ada staf yang sulit dibina biasanya penentu kebijakan/pimpinan akan memindahkan
staf tersebut ke perpustakaan. Hal inilah yang dapat menyebabkan terhambatnya
pengembangan perpustakaan termasuk dalam membangun otomasi perpustakaan.
c.
Kurangnya
dukungan dari pihak pimpinan
Dukungan
pimpinan merupakan hal yang penting dan strategis dalam membangun otomasi
perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana otomasi perpustakaan
tidak akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dana,
pengembangan staf, dan dukungan moril.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Otomasi perpustakaan merupakan
sebuah teknik pengelolaan perpustakaan
dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk menggantikan tenaga
manusia dalam pekerjaan rutin selain itu juga dapat meningkatkan efisiensi dan
kualitas layanan kepada pegguna yang lebih cepat karena manusia membutuhkan
informasi untuk berkomunikasi, menambah ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Otomasi di perpustakaan sangat
penting, apalagi di era teknologi saat ini. Tujuan otomasi perpustakaan yaitu
untuk meningkatkan mutu layanan, citra perpustakaan dan pustakawan itu sendiri.
Dengan adanya otomasi perpustakaan maka akan memudahkan kegiatan perpustakaan
karena kegiatan perpustakaan yang terus berulang-ulang.
Perkembangan otomasi di
perpustakaan dimulai pada tahun 1930 atau sejalan dengan perkembangan sistem
informasi/ teknologi informasi, sedangkan untuk perkembangan otomasi
perpustakaan di indonesia mulai berkembang pada tahun 1970-an berupa pembuatan daftar majalah dengan bantuan komputer oleh DII
LIPI, kemudian terus berkembang dan digunakan di perguruan tinggi pertamakali
di IPB. Era tahun 2002-an perkembangan dan kemajuan teknologi yang pesat
menantang para pustakawan ataupun pusat-pusat informasi untuk berbenah diri.
Karena jika pustakawan tidak respon terhadap teknologi, ia akan tergilas oleh
derasnya informasi dan ditinggalkan oleh pemakai. Sehingga semua perpustakaan
harus membuka jaringan internet yang memungkinkan akses ke seluruh dunia dan
melakukan diskusi ataupun seminar jarak jauh.
Otomasi
perpustakaan di Indonesia mengalami beberapa kendala diantaranya yaitu
kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan, kurangnya staf yang ahli dalam
bidangnya dan kurangnya dukungan dari pimpnan sehingga menyebabkan terkendalanya
otomasi perpustakaan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Gristinawati, Janti
Dan Yuyu Yulia2005. Perkembangan Perpustakaan Di Indonesia. Bogor: IPB Press.
Kepustakawanan, Makalah Dan Artikel Ilmu Perpustakaan:
Makalah Otomasi Perpustakaan, diakses dari http://pendidikanpustakawan.blogspot.com/2018/03/otomasi-perpustakaan.html pada tanggal 12 September 2019, pukul 22: 01 WIB
Lolytasari, Peluang Dan Tantangan Otomasi Perpustakaan
Di Indonesia, diakses dari https://leuwiliang-bogor.blogspot.com/2009/11/peluang-dan-tantangan-otomasi.html pada tanggal 14 September 2019 pukul 14: 14 WIB
Miyarso Dwi
Ajie, Sistem Otomasi Perpustakaan: Sebuah
Pengantar, diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf pada tanggal 14 September 2019 pukul 11:10 WIB
Mustafa, Peta Otomasi Perpustakaan Di Indonesia:
Studi Kasus Software Sipisis Otomasi Perpustakaan , diakses dari http://librarycorner.org/2007/02/28/otomasi-perpustakaan/. Pada tanggal 14 September 2019 pukul 13:37 WIB
Mulyadi. 2012.
Otomasi Perpustakaan Berbasis Web, cet. 1. Palembang: Noer Fikri Offset.
Sulistyo-Basuki.
1998. Dasar-Dasar Teknologi Informasi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sulistyo-Basuki.
1994. Periodisasi Perpustakaan Indonesia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumardji
, P. 1991. Perpustakaan Organisasi Dan
Tatakerjanya. yogyakarta: Kanisius.
Terjemahan dari A Brief History Of Library Automation
diakses dari https://topikperpus.wordpress.com/2010/06/22/sejarah-singkat-perpustakaan-automasi/ pada tanggal 14 September 2019 pukul 11:47 WIB
Universitas bina
sarana informatika, Pengertian Otomasi
Perpustakaan, Rujuan, Manfaat Dan Fungsi, diakses dari http://elibrary.bsi.ac.id/news/2019/05/17/sains-teknologi/pengertian-otomasi-perpustaakaan-tujuan-manfaat-dan-fungsi, pada
tanggal 13 September 2019 pukul 20:16 WIB
Yuniwati dan
Suwondo. 2012. Otomasi Perpustakaan, dalam jurnal otomasi perpustakaan LPM dg BKD
Kab. Wonosobo.
[1]
P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi Dan
Tatakerjanya, (yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm 13.
[2]
Sulistyo-Basuki, Periodisasi Perpustakaan
Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), Hlm 96
[3]
Janti Gristinawati Dan Yuyu Yulia, Perkembangan Perpustakaan Di Indonesia,
(Bogor: IPB Press, 2005), hlm 210
[4]
Yuniwati dan Suwondo, Otomasi
Perpustakaan, dalam jurnal otomasi
perpustakaan LPM dg BKD Kab. Wonosobo, 2012
[6]
Universitas bina sarana informatika, Pengertian
Otomasi Perpustakaan, Rujuan, Manfaat Dan Fungsi, diakses dari http://elibrary.bsi.ac.id/news/2019/05/17/sains-teknologi/pengertian-otomasi-perpustaakaan-tujuan-manfaat-dan-fungsi, pada tanggal 13 September 2019 pukul 20:16
WIB
[7] Op.cit,
[8]
Sulistyo-Basuki, Dasar-Dasar Teknologi
Informasi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 1998), hlm 2
[9] Opcit,
[10]
Miyarso Dwi Ajie, Sistem Otomasi
Perpustakaan: Sebuah Pengantar, diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf
pada tanggal 14 September 2019 pukul 11:10 WIB
[11] Op.Cit,
[12]
Terjemahan dari A Brief History Of
Library Automation diakses dari https://topikperpus.wordpress.com/2010/06/22/sejarah-singkat-perpustakaan-automasi/
pada tanggal 14 September 2019 pukul 11:47 WIB
[13] ibid
[14] Op Cit,
hlm 31
[15]
Kepustakawanan, Makalah Dan Artikel Ilmu
Perpustakaan: Makalah Otomasi Perpustakaan, diakses dari http://pendidikanpustakawan.blogspot.com/2018/03/otomasi-perpustakaan.html
pada tanggal 12 September 2019, pukul 22: 01 WIB
[16]
Mustafa, Peta Otomasi Perpustakaan Di
Indonesia: Studi Kasus Software Sipisis Otomasi Perpustakaan , diakses dari
http://librarycorner.org/2007/02/28/otomasi-perpustakaan/.
Pada tanggal 14 September 2019 pukul 13:37 WIB
[17]
Op, Cit
[18]
Lolytasari, Peluang Dan Tantangan Otomasi
Perpustakaan Di Indonesia, diakses dari
https://leuwiliang-bogor.blogspot.com/2009/11/peluang-dan-tantangan-otomasi.html
pada tanggal 14 September 2019 pukul 14: 14 WIB